Kamis, 17 Juli 2014

Sistem Peredaran Darah Manusia

Setiap orang pasti pernah melihat darah? Mengapa darah manusia berwarna merah? Bahkan orang yang dikatakan berdarah biru juga memiliki darah yang berwarna merah. Ada loh beberapa binatang yang darahnya tidak berwarna merah misalnya serangga. Apakah tumbuhan juga memiliki darah?
Seluruh sistem dalam tubuh manusia saling berkaitan. Sistem peredaran darah juga berkaitan dengan sistem tubuh maupun materi IPA yang telah dipelajari sebelumnya. Pertumbuhan dan perkembangan, untuk tumbuh dan berkembang tubuh memerlukan nutrisi maupun hormon. Zat-zat yang diperlukan tubuh sebagian besar diedarkan melalui sistem peredaran darah. Sistem pencernaan makanan, hasil pencernaan makanan agar bisa dimanfaatkan tubuh harus sampai pada sel-sel tubuh yang memerlukan. Sari-sari makanan agar bisa menjadi energi perlu melalui proses oksidasi biologi yaitu reaksi antara karbohidrat dan oksigen yang berasal dari sistem pernafasan, sari makanan maupun oksigen juga diangkut oleh darah, bahkan sisa oksidasi biologi dan kegiatan sel lainnya juga akan diangkut oleh darah. Masih ingatkah bagian sel yang melakukan oksidasi biologi? Sistem peredaran darah tidak hanya berkaitan dengan pengangkutan, berikut adalah fungsi darah :
1.    Mengangkut sari makanan dari usus dan mengedarkannya ke seluruh tubuh. Penyerapan sari makanan terjadi pada usus halus di bagian jonjot-jonjot usus. Sari makanan akan diedarkan ke seluruh tubuh untuk menghasilkan energi pada sel-sel tubuh tepatnyapada bagian mitokondria.
2.    Mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengedarkannya ke seluruh tubuh serta menbawa kembali zat sisa (karbon dioksida dan uap air) ke paru-paru. Oksigen akan di bawa ke mitrokondria yang akan bereaksi dengan sari makanan untuk menghasilkan energi.
3.    Mengangkut hormon dari tempat produksi ke tempat tujuan di dalam tubuh. Hormon diperlukan tubuh untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan serta kegiatan tubuh.
4.    Mengangkut sisa-sisa metabolisme sel untuk dibuang melalui ginjal (akan dipelajari di kelas IX).
5.    Menjaga kestabilan suhu tubuh. Suhu tubuh manusia tidak dipengaruhi oleh suhu lingkungan (berdarah panas atau homoiterm) yaitu sekitar 36 OC – 37 OC. Agar suhu selalu stabil darah akan mengedarkan panas secara merata.
6.    Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh.
7.    Menutup luka.

A.    Komposisi Darah
Sudah pernah menampung darah? (misal saat memotong ayam). Darah yang keluar dari dalam tubuh berbentuk cair dan berwarna merah, tetapi jika kita tampung dan dibiarkan mengendap akan didapat endapan zat padat berwarna merah dan cairan bening kekuningan (seperti getah pohon pisang) di bagian atas. Bagian yang mengendap disebut sel darah jumlahnya sekitar 45%, yang terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Darah tampak merah dikarenakan sel darah merah memiliki jumlah yang paling banyak. Bagian yang cair disebut plasma darah, jumlahnya sekitar 55%.
1.    Plasma Darah
Sekitar 90% plasma darah adalah air, sisanya adalah protein plasma (albumin, globulin, protrombin, fibrinogen dan antibodi), garam mineral, sari makanan, hormon, enzim dan zat sisa metabolisme.
Fungsi plasma drah adalah : Mengangkut sari makanan, hormon, garam mineral, enzim ke seluruh tubuh; Mengangkut sisa metabolisme ke ginjal dan kulit
2.    Sel Darah Merah (Eritrosit)
Darah terlihat merah karena adanya eritrosit, setiap mm3 darah mengandung sekitar 5 juta sel eritrosit. Eritrosit selalu berada dalam pembuluh darah. Eritrosit berwarna merah karena mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dan karbon dioksida. Eritrosit berbentuk bulat gepeng dengan kedua permukaan cekung (bikonkaf), tidak memiliki inti sel. Eritrosit dibentuk di dalam sumsum tulang pipih dan hidup selama 120 hari. Eritrosit yang telah tua atau rusak akan dirombak di limfa, hemoglobinnya dibawa dan dirombak di hati sedangkan kandungan zat besi (Fe) dalam hemoglobin akan digunakan untuk membuat hemoglobin yang baru.
3.    Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih sebenarnya berwarna jernih (tidak berwarna) disebut sel darah putih hanya untuk membedakan dengan sel darah merah. Leukosit bentuknya tidak tetap atau dapat berubah-ubah (amuboid). Dapat menembus pembuluh darah (diapedesis), sifat ini berkaitan dengan fungsinya sebagai penjaga tubuh sehingga leukosit dapat bergerak bebas menuju tempat yang terkena infeksi. Umur eritrosit sekitar 12 hari, memiliki inti sel dan  dibentuk di sumsum merah, limfa dan limpa. Setiap mm3 darah mengandung 5 ribu hingga 10 ribu leukosit. Berdasarkan zat warna yang diserap dan bentuk inti leukosit dibagi menjadi basofil, neutrofil, monosit, eosinofil dan limfosit. Saat terjadi infeksi tubuh akan membentuk leukosit sehingga jumlah leukosis yang melebihi normal dapat digunakan sebagai indikator serangan kuman. Salah satu cara leukosit melawan kuman adalah dengan memakan kuman tersebut (fagositosis), leukosit yang kalah dan mati karena melawan kuman akan terkumpul disekitar tempat infeksi yang sering disebut sebagai nanah.
4.    Keping Darah (Trombosit)
Trombosit terbentuk bulat lonjong tidak beraturan, tidak berinti, setiap mm3 darah mengandung sekitar 300 ribu trombosit. Dibentuk dalam sumsum merah dan berumur sekitar 8 hari, berperan dalam pembekuan darah.
Jika terjadi luka darah akan keluar melalui luka tersebut. Trombosit yang bergesekan dengan permukaan luka akan pecah dan mengeluarkan trombokinase/tromboplastin. Trombokinase dengan bantuan ion kalsium ( Ca2+ ) akan mengubah protrombin menjadi trombin. Selanjutnya trombin akan mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin yang akan menutup luka. Protrombin dan fibrin adalah protein di dalam plasma darah. Protrombin dibentuk oleh hati dengan bantuan vitamin K, jadi jika tubuh kekurangan vitamin K proses pembekuan darah juga akan terganggu.

B.    Penggolongan Darah
Penggolongan darah didasarkan ada tidaknya zat aglutinogen/antigen tertentu dalam permukaan eritrosit. Keberadaan aglutinogen bersifat diturunkan dari orang tua. Saat ini telah dikenal sekitar46 aglutinogen, tetapi penggolongan darah yang penting dan biasa digunakan adalah sisten ABO dan Rhesus/faktor Rh.
1.    Sistem ABO
Sistem ini dikenalkan oleh Karl Landsteiner, ilmuwan Austria yang telah mendapat hadiah Nobel tahun 1930 dalam bidang fisiologi dan kedokteran. Terdapat 4 golongan darah yaitu A, B, AB, dan O. Penggolongan darah ini didasarkan adanya aglutinogen/antigen pada permukaan sel darah merah. Eritrosit yang permukaannya mengandung aglutinogen A dan aglutinin β disebut golongan darah A, yang mengandung aglutinogen B dan aglutini α disebut bergolongan darah B, yang mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B serta tidak memiliki aglutinin disebut golongan darah AB, sedang yang tidak memiliki aglutinogen dan memiliki aglutinin α dan aglutinin β disebut bergolongan darah O.
Penggolongan darah penting untuk tranfusi darah. Tranfusi darah yang tidak sesuai dapat menyebabkan penggumpalan darah (aglutinasi) dalam pembuluh darah yang bisa berakibat fatal (kelumpuhan bahkan kematian). Aglutinin darah penerima (resipien) akan menggumpalkan aglutinogen darah donor (aglutinin α menggumpalkan aglotinogen A dan aglutini β menggumpalkan aglutinogen B). karena golongan darah AB tidak memiliki aglutinin maka golongan darah AB bisa menerima darah dari golongan manapun, sebaliknya golongan darah O karena mempunyai dua jenis aglutinin tidak bisa menerima darah dari golongan darah yang lain.
2.    Sistem Rhesus/Faktor Rh
Golongan darah ini ditemukan oleh Karl Landsteiner dan Weiner pada tahun 1940. Jika permukaan eritrosit memiliki faktor Rh disebut bergolongan darah Rh+, sedang yang tidak memiliki faktor Rh disebut bergolongan darah Rh-. Golongan darah sistem Rhesus pertama kali ditemukan pada kera jenis rhesus sehingga diberi nama sistem Rhesus.
Jika orang yang bergolongan darah Rh- (resipien) mendapat darah Rh+ (donor) bisa menyebabkan tubuh resipien membentuk Antigen Rh(D) yang dapat menyebabkan hemolisis (pemecahan darah) pada darah Rh +. Akibat fatal bisa terjadi pada janin ber Rh+ yang dikandung wanita ber Rh – yang terjadi dari perkawinan wanitan Rh- dangan laki-laki Rh+. darah janin bisa diserang antigen dari ibu yang masuk bersama aliran nutrisi melalui plasenta sehingga darah janin hancur dan janin mengalami kematian atau lahir cacat. Peristiwa ini biasa terjadi pada anak ke dua dan seterusnya, sedangkan anak pertama selamat karena tubuh ibu belum menpunyai cukup antigen Rh(D).
3.    Beberapa golongan darah selain ABO dan Rh (hanya tambahan pengetahuan)
a)    Diego positif : ditemukan pada orang asia selatan dan penduduk asli Amerika
b)    Sistem MNS : digunakan untuk tes kesuburan
c)    Duffy negatif: ditemukan pada orang Afrika
d)    Sistem lutherans, sistem colton, kell, kidd, lewis, landsteiner-wiener, P, cartwright, XG, Kx, gerbich, cromer, knops, indian, Ok, raph, JMH

C.    Alat Peredaran Darah
Alat peredaran darah manusia meliputi jantung dan pembuluh darah
1.    Jantung/cor
Jantung berfungsi sebagai pemompa darah, tersusun dari otot jantung (masih ingat ciri-ciri otot jantung?) dengan ukuran sebesar genggaman tangan pada orang dewasa sekitar 300 gram, terletak di tengah rongga dada, diantara paru-paru dengan ujung agak ke kiri.
Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu 2 serambi/atrium (serambi kanan dan serambi kiri) dan 2 bilik/ventrikel (bilik kanan dan bilik kiri). Antara sebelah kanan (serambi kanan dan bilik danan) dengan sebelah kiri (serambi kiri dan bilik kiri) dipisahkan sekat rapat, sedang antar serambi dan bilik dipisahkan sekat derkatup sehingga darah bisa mengalir dari serambi ke bilik san tidak bisa dengan arah sebaliknya. Dinding bilik lebih tebal dari dinding serambi karena fungsinya memompa darah sehingga perlu otot yang lebih kuat, dilik kanan lebih tipis dari dinding bilik kiri karena fungsinya memompa darah ke paru-paru yang jaraknya lebih dekat.
Jantung bekerja dengan cara kontraksi dan relaksasi. Ketika kedua serambi relaksasi, ruang serambi membesar sehingga tekanan darah dalam serambi turun dan  darah dari pembuluh darah balik akan masuk ke serambi. Saat serambi kontraksi, tekanan darah di serambi membesar sehingga darah mengalir ke dalam bilik. Saat bilik kontraksi darah akan keluar jantung masuk pembuluh nadi. Kontraksi serambi dan bilik terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan, yang disebut kontraksi jantung adalah kontraksi yang terjadi di bilik (darah keluar jantung). Alat untuk mengukur tekanan darah disebut tensimeter atau sphymomanometer. Tekanan darah saat kontraksi disebut tekanan sistol, sedang tekanan saat jantung relaksasi disebut diastol. Contoh tertera tekanan darah 120/90 mmHg berarti tekanan sistole 120 mmHg dan tekanan diastole 90 mmHg.
2.    Pembuluh Darah
Di dalam tubuh manusia darah mengalir di dalam saluran yang disebut pembuluh darah. Berdasar arah alirannya pembuluh darah dibagi dua yaitu pembuluh nadi atau arteri (pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung) dan pembuluh balik atau vena (pembuluh darah yang mengalirkan darah menuju jantung). Pembuluh nadi maupun vena memiliki banyak cabang, cabang-cabang yang kecil disebut pembuluh kapiler. Pembuluh vena besar ada dua yaitu pembuluh vena besar atas yang menerima darah dari kepala dan tangan, dan pembuluh vena besar bawah yang menerima darah dari kaki dan badan.
Dinding pembuluh nadi lebih tebal, kuat dan elastis dibanding pembuluh vena karena harus menahan tekanan darah dari jantung (sistol) yang jauh lebih besar dari tekanan darah yang menuju jantung (diastol). Saat jantung berdenyut, pembuluh nadi juga ikut berdenyut seirama dengan denyut jantung, sedang pada pembuluh vena tidak. Letak pembuluh nadi berada jauh dari permukaan tubuh, memiliki satu katup dan jika terluka darah akan memancar. Letak pembuluh vena dekat dengan permukaan tubuh, memiliki banyak katup di sepanjang pembuluh dan jika terluka darah menetes.
Pembuluh kapiler merupakan cabang paling kecil dari pembuluh nadi dan vena, pembuluh ini juga yang menghubungkan pembuluh nadi, pembuluh vena dan sel-sel tubuh. Dinding pembuluh kapiler sangat tipis sehingga zat-zat dari dalam darah dapat berdifusi ke dalam sel-sel tubuh di sekitarnya, begitu juga sebaliknya. Saking kecilnya bagian dalam pembuluh kapiler hanya bisa dilalui satu sel darah merah.

D.    Sistem Peredaran Darah
Manusia memiliki peredaran darah ganda dan tertutup. Peredaran darah ganda adalah dalam saru kali peredaran darah melewati jantung dua kali, yaitu peredaran darah kecil (mengalirkan darah ke paru-paru) dan peredaran darah besar 9mengalirkan darah ke seluruh tubuh). Peredaran darah tertutup adalah dalam peredarannya darah selalu berada pada pembuluh darah.
Peredaran darah kecil dimulai dari bilik kanan, paru-paru, kemudian kembali ke serambi kiri. Darah dari bilik kanan mengandung banyak CO2, sesampainya di alveolus paru-paru CO2 akan dilepas dan digantikan oleh O2, darah yang telah kaya O2 dibawa kembali ke jantung pada bagian serambi kiri, kemudian ke bilik kiri. Darah hasil peredaran darah kecil dilanjutkan ke peredaran darah besar, darah di bilik kiri yang kaya oksigen diedarkan ke seluruh tubuh untuk melakukan respirasi seluler dan ditukar dengan sisa metabolisme (CO2) dan kembali ke jantung pada serambi kanan yang akan diteruskan ke paru-paru (peredaran darah kecil) begitu seterusnya.

E.    Sistem Peredaran Limfa
Selalin peredaran darah, dalam tubuh manusia juga terdapat peredaran limfa (getah bening). Cairan limfa mengandung sel darah putih, trombosit dan fibrinogen serta mengandung lemak dan vitamin larut lemak (A, D, E, K). sesuai dengan fungsi sistem peredaran limfa sebagai pembunuh kuman, pembekuan darah dan mengedarkan zat makanan yang larut dalam lemak. Selain itu sistem peredaran linfa juga berfungsi mengumpulkan protein-protein yang keluar pembuluh darah untuk dikembalikan ke sistem peredaran darah. Sistem peredaran limfa termasuk peredaran terbuka karena pada ujung-ujung pembuluh limfa langsung berhubungan dengan sel tubuh.
Pembuluh limfa dibedakan menjadi dua yaitu, pembuluh limfa kanan berfungsi mengumpulkan cairan limfa dari jantung, dada, paru-paru, kepala, leher dan lengan bagian atas dan pembuluh limfa kiri yang berfungsi mengumpulkan cairan limfa dari bagian tubuh yang tidak ditampung pada pembuluh limfa kanan. Cairan limfa yang terkumpul kemudian akan masuk pembuluh balik untuk kembali ke jantung dan diedarkan melalui sistem peredaran darah. Pada beberapa tempat pembuluh limfa membentuk kelenjar limfa/nodus limfa seperti pada ketiak, pangkal paha, tonsil pangkal tenggorokan (amandel), pangkal rongga hidung (polip), pangkal leher dll. Jika di dekat kelenjar limfa terjadi infeksi maka kuman penyakit akan disarin dalam kelenjar limfa agar tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain sehingga kelenjar limfamengalami pembengkakan.
F.    Penyakit dan kelainan Pada Sistem Peredaran Darah
1.    Anemia : keadaan tubuh kekurangan eritrosit atau heoglobin. Bisa terjadi karena kurang asupan zat besi, vitamin B6 maupun B12. Penyakit ini ditandai dengan tubuh terasa lemas dan pucat. Akiban anemia adalah terganggunya pengangkutan oksigen ke dalam tubuh sehingga tubuh kekurangan energi.
2.    Siklemia : anemia yang disebabkan bentuk eritrosit tidak sempurna (seperti bulan sabit), gejala dan akibatnya sama seperti anemia.
3.    Talasemia : bersifat genetis (diturunkan), ditandai dengan bentuk eritrosit yang tidak normal karena tubuh tidak dapat membentuk protein penyusun hemoglobin.
4.    Leukopenia : jumlah leukosit dibawah normal, sehingga sistem kekebalan tubuh menurun.
5.    Leukemia (kanker darah) : leukosit menbelah tidak terkendali sehingga jumlahnya melebihi normal dan memakan eritrosit.
6.    Hemofilia : bersifat genetis, darah sulit membeku.
7.    Arteriosklerosis : penimbunan zat kapur pada pembuluh arteri.
8.    Arterosklerosis : penimbunan lemak pada pembuluh arteri.
9.    Varises : pelebaran pembuluh darah balik terutama di kaki, varises terjadi karena kaki menanggung beban yang berat. Pelebaran pembuluh darah pada anus disebut ambeyen.
10.    Angina : rasa sakit pada dada sebelah kiri karena jantung tidak memperoleh darah secara cukup.
11.    Jantung koroner : kerja jantung terjadi karena pasokan nutrisi ke jantung kurang biasanya karena terjadi penyempitan pembuluh darah jantung.
12.    Hipertensi : naiknya tekanan darah karena penyempitan pembuluh darah yang disebabkan endapan lemak atau zat kapur.
13.    Tekanan darah rendah : disebabkan karena pengembalian darah ke jantung berkurang entah karena jumlah darah yang kurang maupun aliran darah yang lambat.
14.    AIDS : disebabkan serangan virus HIV, virus ini menyerang leukosit cepat mati dan tidak berfungsi. Tubuh menjadi mudah diserang penyakit karena tidak memiliki sistem kekebalan tubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar