Kamis, 03 Juli 2014

Rumah Burung Manyar

Burung kecil, suara ataupun bulunya tak menarik. Jika berada dengan burung gereja, emprit dan sejenisnya aku tak tau burung manyar yang nama.
Satu yang sangat menarik, rumah burung manyar seperti kantung. Jika ada yang punya rumah burung manyar aku bersedia membayar dua puluh ribu! Bertahun-tahun aku tak melihat rumah manyar tapi aku tak akan lupa rumah burung unik ini. Mungkin terakhir aku melihatnya saat masih duduk di bangku SD, saat SMP mungkin masih ada tapi saat itu aku sudah tak peduli dengan rumah kantong.
Jangan bayangkan saat SD aku peduli dengan lingkungan. Aku hanya anak kecil yang sering ikut bapak ke sawah di barat desa. Disawahpun hanya bermain air, mencari ikan-ikan kecil di kolam yang senhaja dibuat untuk menampung air, atau mengejar burung dan mencuri telur-telur mereka dan berteriak ketakutan jika ketemu ular.
Di tepi sawah ada beberapa pohon kelapa yang di daunnya banyak rumah burung manyar bergelantungan. Setiap lewat tempat itu aku selalu merengek, "Bapak peke umah manuk!" Artinya bapak petikkan rumah burung, tata bahasa yang jelek rumah burung kok dipetik. Rumah burung itu pun akan berakhir di tempat sampah.
Satu tempat lagi yang ada sarang burung manyar, di pohon kelapa selatan SD yang biasa dilalui jika akan olah raga di lapangan desa, alang-alang ombo. Sekarang di kedua lokasi ini tak ada lagi rumah burung manyar. Ataukah telah punah?
Rumah burung manyar dibangun oleh burung jantan. Setiap musim kawin pejantan akan berlomba membuat rumah sebagus dan sekokoh mungkin. Burung betina memilih pasangan dengan memilih rumah terbaik, bukan pejantan paling gagah. Matre, tapi itulah ciptaan Allah yang tiada duanya. Kelangsungan hidup keturunan lebih penting dari pada wajah rupawan, rumah kokoh akan menyediakan tempat yang nyaman dan aman untuk calon generasi penerus. Walau tetap tak aman dari gangguan manusia. Bagaimana nasip pejantan yang tidak terpilih? Dengan suka rela menerima kekalahan dengan merusak rumah yang telah dibangun dengan susah payah dan akan kembali membangun rumah dengan lebih kokoh di musim kawin berikutnya.
Setelah musim kawin hingga anak mayar siap mandiri mereka menempati sarang yang nyaman. Trus burung tanpa pasangan tinggal dimana? Ada yang tahu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar