Senin, 20 Oktober 2014

Kemakmuran dan Foya-Foya

Hasil kopas sebuah status di facebook teman yang dianya juga kopas, udah tidak terdeteksi sumber awalnya dari mana, semoga kita tidak menjadi teman syaitan yang suka dengan kemubadziran..

:::Renungan :::

Jerman adalah sbuah negara industri terkemuka. Di negara seperti ini, banyak yang mengira warganya hidup foya-foya.
Ketika saya tiba di Hamburg, saya bersama rekan-rekan masuk ke restoran. Kami lihat banyak meja kosong. Ada satu meja dimana sepasang anak muda sedang makan. Hanya ada 2 piring makanan dan 2 kaleng bir di meja mereka.
Saya bertanya dalam hati apa hidangan yang begitu simple dapat disebut romantis dan apa si gadis akan meninggalkan si pemuda kikir tersebut? Kemudian ada lagi beberapa wanita tua di meja lainnya.
Ketika makanan dihidangkan, pelayan membagi mkanan tersebut dan mereka menghabiskan tiap butir makanan
yang ada di piring mereka. Karena kami lapar, rekan kami pesan lebih banyak makanan. Saat selesai, tersisa kira-kira sepertiganya yang tidak dapat kami habiskan di meja. Begitu kami hendak meninggalkan restoran, wanita tua yang dari meja sebelah berbicara pada kami dalam bahasa Inggris, kami paham bahwa mereka tidak senang kami memubazirkan mkanan.
"Kami yang bayar kok, bukan urusan kalian berapa banyak makanan yang tersisa", kata rekanku pada para wanita tua tersebut. Wanita-wanita itu meradang. Salah satunya segera mengeluarkan HP & menelpon seseorang.
Sebentar kemudian lelaki berseragam Sekuritas Sosialpun tiba. Setelah mendengar tentang sumber masalah pertengkaran, ia menerbitkan surat denda Euro 50 pada kami.

Kami smua terdiam.. Petugas tersebut berkata dengan suara galak, “PESAN HANYA YANG SANGGUP ANDA MAKAN, UANG ITU MILIKMU TAPI SUMBER DAYA ALAM INI MILIK BERSAMA. ADA BANYAK ORG LAIN DI DUNIA YANG KEKURANGAN. KALIAN TDK PUNYA ALASAN UTK MENSIA-SIAKAN SUMBER DAYA ALAM TERSEBUT"

”Pola pikir dari masyarakat di negara makmur tersebut membuat kami semua malu bener, KAMI SUNGGUH HARUS MERENUNGKAN HAL INI. Kita ini dari negara yang tidak makmur-makmir amat.
Untuk gengsi, kita sering pesan banyak dan sering berlebihan saat menjamu orang.
PELAJARAN INI MENGAJARI KITA UNTUK SERIUS MENGUBAH KEBIASAAN BURUK KITA.“MONEY IS YOURS BUT RESOURCES BELONG TO THE SOCIETY.”
Jadi kawan-kawan mari mulai mengurangi pemubaziran, karena uang memang milikmu, tapi sumber daya alam itu milik bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar