Sudah lama saya ingin menulis pengalaman ini tetapi karena berbagai kesibukan akhirnya terlupakan, dan baru kemarin teringat karena perbincangan kecil di facebook. saya akan berbagi sampah, eh salah maksutnya bagaimana cara saya memanfaatkan sampah.
teringat juga beberapa teman yang tertarik dan heran dengan polibag ku yang putih metalik, bebrapa sempat bertanya "Polibagnya unik dan bagus beli dimana?"
"beli di rita, itu polibag mahal. Bonusnya aja susu formula hehehe" padahal itu bekas kemasan susu ponakan.
Sebagai anak desa yang besar di rumah dengan banyak pekarangan disekitarnya saya tak pernah direpotkan dengan pemikiran tentang sampah. Sampah organik cukup dibuang di kebun. Walau setiap hari memproduksi sampah, keberadaan sampah organik di kebun tak pernah mengganggu. Tak ada bau tak sedap ataupun tikus dan kecoak yang hadir karena sampah. Bahkan keberadaan sampah sangat menguntungkan, tanah menjadi subur dan hasil kebun berlimpah. Rumpun pisang yang disekitarnya banyak sampah akan menghasilkan buah yang lebih besar, begitu juga umbi-umbian yang ditanam tumpang sari akan menghasilkan umbi yang lebih besar pula.
Sedangkan untuk sampah plastik biasa dibakar, sedikit mengganggu. Asap yang berbau akan merusak lingkungan tapi tak ada tetangga yang protes karena jarak rumah satu dengan rumah lainnya berjauhan. sampah kaleng, botol, logam dan kertas bisa dikumpulkan dan diberikan kepada pemulung.
Tahun 2003 saya hijrah ke Purwokerto untuk kuliah. Mulailah kehidupan baru. Kos dilingkungan yang sesak, lahan kosong yang langka. Dan sampahpun mulai memberi sedikit masalah. Telat buang sampah akan menyebabkan bau, atau jika lewat dekat tempat sampah umum tercium bau tak sedap. Semua sudah ada yang bertanggug jawab. Setiap hari bergiliran dengan teman kos yang lain membuang sampah ke tempat sampah umum di depan kos, "piket sampah". Nanti sudah ada tukang sampah yang akan memindahkan sampah ke TPA, kita tinggal iuran sampah dan iuran uang setiap bulan, semua beres!!
Ide pemanfaatan sampah baru terpikir setelah bekerja dan tinggal di lingkungan tidak padat tapi tidak punya kebun serta tak ada tukang sampah, sumpah saya bingung sampah-sampah mau dikemanakan. Tanya-tanya ke tetangga mereka biasa membuang sampah ke saluran air depan rumah, miris tapi bagaimana lagi sayapun mengikuti hehe... pernah juga membakar sampah dan akibatnya tetangga sebelah komplen dengan asap yang tanpa sengaja saya ekspor ke rumahnya.
Lama-lama jenuh juga dengan pertentangan hati tentang cara penanganan sampah, kadang ngalahi sampah ditampung lalu dibuang ke tempat sampah di pasar yang tak jauh dari tempat tinggalku. saya ini seorang guru IPA, sarjana Biologi yang selalu mengajarkan ke anak-anak bagaimana menjaga lingkungan salah satunya eh bukan tapi salah duanya tidak membuang sampah ke sungai dan tidak membakar sampah la kok malah saya melakukan dua perbuatan tercela itu. Settt!!! diam ya jangan bongkar rahasia ini ke muridku, nanti mereka tidak percaya lagi dengan guru imut ini.
Akhirnya muncul ide penanganan sampah dari kesulitan salah satu hobiku, berkebun.
Biasa hidup dilingkungan hijau dengan tanah subur melimpah disekitarku dan pupuk kandang tinggal ambil di kandang ayam atau kandang kambing milik sendiri, atau ambil dari kandang kerbau dan sapi milik tetangga hahaha. Saat itu harus tinggal di rumah tanpa kebun dengan tanah tandus disekitarku, sedih menanam apapun tumbuh kurus. Dan sekarang lebih menyedihkan lagi, tinggal di tengah kota yang hampir tak ada tanah terbuka, pafingisasi.
Ide awal muncul karena ingin menanam tanaman di pot tapi gak mau modal beli pot. plastik bekas minyak kemasan dan kantung aluminium bekas kemasan susu menjadi korbannya, mereka saya paksa bermetamorfosis menjadi polibag. Pernah juga mencoba menggunakan kantong plastik bekas belanja, kemasan detergen dan plastik-plastik bekas lainnya tapi hasilnya tidak memuaskan, cepat hancur dan bentuknya tidak menarik.
Berhubung tidak ada tanah subur dan sifat pelitku, eman-eman uangnya buat beli pupuk tapi pingin tanamanku tumbuh subur, saya manfaatkan sampah organik dari dapur sendiri. Berikut langkah-langkah penyaluran hobi dan sifat pelitku (yang bahkan semakin pelit karena sampahpun enggan kubagi):
1. Siapkan plastik bekas kemasan minyak, potong atasnya agar terbuka lalu cuci bersih. Untuk mencuci saya gunakan air sabun bekas mencuci pakaian agar minyak yang menempel hilang dan hemat sabun. Untuk kantong bekas susu cukup dicuci dengan air tanpa sabun, tanpa dicucipun tak apa hanya beresiko dikerubutin semut. Setelah bersih beri lubang-lubang kecil di bagian bawah wadah. Untuk kantong susu kemasan perlu di balik (wadah bagian dalam menjadi bagian luar) agar mudah berdiri.
2. Isikan sampah organik dari dapur (sisa sayur, nasi buah-buahan, cangkang telur dll) yang telah dipotong-potong hingga hampir penuh.
3. Tutup sampah dengan tanah agar tidak berbau dan tidak mengundang hewan liar. Kalau ada ambil tanah subur karena tanah subur mengandung mikroba yang akan mempercepat pembusukan.
4. Taruh wadah di luar ruangan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung dan air hujan.
5. Siram dengan air leri (bekas cucian beras). Sampah dengan kondisi basah tetapi tidak menggenang akan mempercepat pembusukan. Selain itu air leri juga mengandung banyak nutrisi yang diperlukan mikroba pembusuk dan akan menambah kesuburan tanah yang terbentuk.
6. Secara berkala tengok dan lihat kondisinya, biasanya setelah beberapa hari permukaannya akan turun. Jika permukaan turun bisa ditambahkan sampah atau ambil sampah dari tempat yang lain/digabung. Jika sampah kurang basah bisa disiram dengan air leri atau air biasa, kadang saya juga menggunakan air dari saluran air. Sedang kalau sampah mengandung air perlu ditambah lubang di bagian bawahnya. Dari pembusukan memang menghasilkan air, air yang terlalu banyak akan menyebabkan munculnya bau tak sedap. Jika wadah dipegang hangat berarti pembusukan berlangsung baik dan sampah perlu diaduk.
7. Setelah kurang lebih dua bulan/ Tergantung jenis sampah dan perlakuan kita polibag siap ditanami. Tanda-tanda sudah siap ditanami adalah jika sampah telah banyak yang berubah menjadi tanah, suhu tanah biasa dan tidak berbau (bau tanah). Jika sudah siap ditanami kita bisa menanam berbagai tanaman sesuai selera kita.
Jika diantara sampah yang kita gunakan ada cabai/tomat busuk biasanya kita akan mendapat bonus, yaitu akan tumbuh pohon cabai atau tomat dalam polibag kita, jika jumlahnya banyak perlu kita pindah ke polibag lain dan cukup sisakan satu atau dua tanaman. Tanaman yang tidak dipindah biasanya akan tumbuh lebih subur dari lainnya.
Biasanya satu atau dua polibag saya sisakan/tidak ditanami dan saya gunakan untuk menyebar bibit, yaitu jika ada cabai atau tomat busuk. Cabai atau tomat busuk diambil bijinya dan taruh di polibag, dan siram setiap hari (sifat pelit saya yang lain). Selain itu tanah dari polibag ini yang akan saya gunakan sebagai tanah penutup pada persiapan polibag selanjutnya.
Tanaman fovorit saya selain cabai, dan tomat adalah loncang. Nanam loncongnya juga dari loncang sisa memasak, kalau beli loncang pilih yang ada akarnya lalu potong sekitar dua senti dan kita tanam. Besok lagi kalau butuh loncang tinggal petik dari kebun sendiri.
sayang sekali sekarang saya tinggal dilingkungan padat yang hampir tak ada tanah terbuka dan tidak memiliki tempat menaruh polibag - polibag istimewa ini selain di tepi selokan. karena masih jarang tanaman dan banyak serangga yang hidup di selokan tanaman sayur-sayuran selalu habis diserang aneka serangga dan yang berhasil bertahan hidup aneka jahe-jahean. koleksi tanaman sayurku sekarang juga telah bermetamorfosa menjadi tanaman jahe-jahean. tak apalah, yang penting sama-sama bermanfaat.
Selamat mencoba, ayo kita jaga lingkungan. Sampah teratasi dan juga menyediakan kebutuhan dapur yang jelas murah dan sehat.
Bukan itu saja,lingkungan juga menjadi asri dan turut menjaga iklim dunia.
dengan menanam pohon, sekecil apapun kita telah turut menyediakan oksigen demi kelangsungan hidup Homosapien.
Tanamanku sekarang
polibag bonus susu, menumbuhkan strobery
potongan loncang yang baru ditanan dengan bibit bunga kemuning jepang
loncang dengan bibit tanaman buah eksotis (lupa namanya),
di polibag samping dapat bonus sawi yang baru tumbuh
sampah organik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar